Jumat, 03 Februari 2012

ProposalQ


BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Motivasi
2.1.1 Definisi
     Menurut Sardiman (2007:73), menyebutkan motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
     Sedangkan menurut Azwar (2000:15), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
     Menurut Malayu (2005:143), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan,dan mendukung prilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
2.1.2  Faktor Penggerak Motivasi
     Menurut Peterson & Plowman (dalam malayu, 2005: 142) mengatakan bahwa faktor penggerak motivasi seseorang meliputi:
a. Keinginan untuk hidup.
     Keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang, manusia  bekerja untuk dapat makan dan makan dapat melanjutkan kehidupannya.
b. Keinginan untuk memiliki sesuatu.
     Keinginan untuk suatu posisi dengan memiliki sesuatu merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekrja.
c. Keinginan akan kekuasaan.
     Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah diatas keinginan untuk memiliki, yang mendorong orang mau bekerja.
d. Keinginan akan adanya pengakuan.
     Keinginan akan pengakuan, penghormatan, dan status sosial, merupakan jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja. Dengan demikian, setiap pekerja mempunyai motif keinginan (want) dan kebutuhan (needs) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya.
2.1.3 Bentuk-Bentuk Motivasi
a. Motivasi Instrinsik
    Adalah motivasi yang menjadi sifat, datangnya dari dalam individu sendiri atau  berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan (drive) untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi Ekstrinsik
     Motivasi ini timbul bukan berasal dari individu, melainkan terjadi karena adanya pengaruh dari luar atau datang dari luar. Rangsangan dari luar dapat berupa anjura, paksaan, imbalan, pengaruh lingkungan dan sebagainya.
c. Motivasi Terdesak
     Motivasi yang muncul dalam kondisi terdesak atau terjepit dan munculnya serentak, menghentak dan cepat sekali hadir dalam perilaku individu.
d. Motivasi Ipoleksosbud-Hankam
     Motivasi ini berhubungan dengan idiologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan. Yang sering muncul dari berbagai bentuk motif ini adalah motivasi sosial, karena manusia adalah makhluk social.
2.1.4 Teori-Teori Motivasi
a.Teori Motivasi Kebutuhan
     Teori ini menitikberatkan pada pengenalan rangsangan dari dalam atau kebutuhan individu. Teori ini dikembangkan oleh Maslow dengan need hierarchy theory, yang mana kebutuhan manusia diklasifikasikan dalam lima jenjang. Mulai dari yang paling rendah sampai jenjang paling tinggi. Jenjang kebutuhan itu meliputi: kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan dcintai dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri (Malayu, 2005: 153).
b. Teori Motivasi Dorongan
     Teori ini menyebutkan bahwa tingkah laku individu didorong ke arah suatu tujuan tertentu, karena adanya kebutuhan. Dorongan (drive) tersebut, dibawa sejak lahir atau bersifat intrinsik. Dorongan dapat dipelajari dan berasal dari pengalaman-pengalaman masa lalu, sehingga berbeda untuk tiap orang (Malayu, 2005: 158).
c. Teori Motivasi Keadilan
     Teori ini berprinsip bahwa individu akan termotivasi, bila mereka mengalami kepuasan dan diterima dari upaya proporsi atau usaha yang dilakukan.
d. Teori Motivasi Harapan
     Teori ini berpikir atas dasar harapan hasil prestasi valensi dan harapan prestasi usaha.
e. Teori Motivasi Penguatan
    Teori ini menyangkut ingatan individu mengenai pengalaman dan rangsangan respon konsekuensi. Individu akan termotivasi bila ia memberikan respon pada rangsangan pada pola tingkah laku konsisten sepanjang waktu.
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
a. Faktor fisik dan proses mental.
b. Faktor hereditas, lingkungan (environmental), kematangan dan Usia.
c. Faktor intrinsik individu.
d. Fasilitas (sarana dan prasarana).
e. Situasi dan kondisi.
f. Program dan aktivitas.
g. Media audio-visual.
2.1.6 Cara Meningkatkan Motivasi
1. Dengan teknik verbal
a) Berbicara untuk membangkitkan semangat
b) Pendekatan pribadi
c) Diskusi dan sebagainya
2. Teknik tingkah laku (meniru, mencoba, menerapkan)
3. Teknik intensif dengan cara mengambil kaidah yang ada
4. Supertisi, kepercayaan akan sesuatu secara logis namun membawa keberuntungan.
5. Citra (image) yaitu dengan imajinasi atau daya khayal yang tinggi, makan individu akan termotivasi (Widyatun, 1999: 116).
2.1.7 Fungsi motivasi
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbutan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman, 2007: 85 ).
2.1.8 Macam-macam motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembuntukannya
a) Motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dordngan seksual. Motif ini sering disebut motif- motif yang disyaratkan secara bioligis.
b) Motif-motif yang dipelajari adalah motif yang timbul karena dipelajari, misalnya: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif ini sering motif- motif yang diisyaratkan secara sosial.
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a) Motif atau kebutuhan organis, meliputi: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.
b) Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Motivasi jenis ini timbul karena adanya rangsangan dari luar.
c) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
3. Motivasi rohaniah dan jasmaniah
     Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti: reflek, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
4. Motivasi intrinsik dan esktrinsik
a) Motivasi intrinsik
     Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b) Motivasi esktrinsik
     Yang dimahsud motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi kerena adanya perangsang dari luar (Sardiman, 2007: 86).
2.1.9 Tujuan motivasi
1) Meningkatkan moral dan kepuasa seseorang.
2) Meningkatkan produktivitas seseorang.
3) Mempertahankan kestabilan seseorang.
4) Meningkatkan kedisiplinan seseorang.
5) Mengefiktifkan pengadaan seseorang.
6) Menciptakan suasana dan huungan yang baik.
7) Miningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi seseorang.
8) Meningkatkan kesejahteraan seseorang.
9) Mempertinggi rasa tanggungjawab seseorang terhadap tugas-tugasnya (malayu, 2005: 146).
2.1.10 Metode motivasi
Ada dua metode motivasi yaitu motivasi langsung dan metivasi tidak langsung’
a. Motivasi langsung (Direct motivation)
     Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu untuk memenuhi kegutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangn, dan bonus.
b. Motivasi tidak langsung (indirect motivation)
     Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang diberikan merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah seseorang/kelancaran tugas sehingga seseorang betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya (malayu, 2005:149).

2.2 Konsep Kepatuhan
2.2.1 Definisi
          Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat. Sacket (dalam Niven, 2002: 192), mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mendukung Kepatuhan Pasien
     Menurut Feuer Stein, et al (dalam Niven, 2002: 198), ada beberapa faktor yang dapat mendukung sikap patuh pasien, diantaranya:
a. Pendidikan
     Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif, seperti penggunaan buku dan lain-lain.
b. Akomodasi
     Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang lebih mandiri, harus dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan sementara pasien yang tingkat ansietasnya tinggi harus diturunkan terlebih dahulu. Tingkat ansietas yang terlalu tinggi atau rendah, akan membuat kepatuhan pasien berkurang.
c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
     Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman sangat penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan terhadap program pengobatan, seperti pengurangan berat badan dan lainnya.
d. Perubahan Model Terapi
            Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut.
e. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien.
Adalah suatu yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah memperoleh informasi diagnosis.

2.2.3 Pendekatan Praktis untuk Meningkatkan Kepatuhan Pasien
Menurut DiNicola dan DiMatteo (dalam Niven, 2002: 194), menyebutkan ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan pasien, yaitu:
1) Buat instruksi tertulis yang mudah diinterprestasikan.
2) Berikan Informasi tentang pengobatan sebelum menjelaskan hal lain.
3) Jika seseorang diberi suatu daftar tertulis tentang hal-hal yang harus diingat maka akan ada keunggulan yaitu mereka akan ada keunggulan dan berusaha mengingat hal yang pertama ditulis. Efek keunggulan ini telah terbukti
4) Instruksi-instruksi harus ditulis dengan bahasa umum (non- medis) dalam hal yang perlu ditekankan.

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan
a. Pemahaman tentang instruksi
      Tidak seorangpun dapat mematuhi instruksi, jika ia salah paham tentang instruksi yang diterima. Ley dan Spetman (dalam Niven, 2002: 193), menemukan bahwa lebih dari 60% yang diwawancarai setelah bertemu dokter salah mengerti tentang instruksi yang diberikan kepada mereka. Hal ini disebabkan kegagalan petugas kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap dan banyaknya instruksi yang harus diingat dan penggunaan istilah medis.
b. Kualitas interaksi
     Menurut Korcsh dan Negrete (dalam Niven, 2002: 194) Kualitas interkasi antara petugas kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Ada beberapa keluhan, antara lain kurangnya minat yang diperlihatkan oleh dokter, penggunaan istilah medis secara berlebihan, kurangnya empati, tidak memperolah kejelasan mengenai penyakitnya. Pentingnya keterampilan interpersonal dalam memacu kepatuhan terhadap pengobatan.
c. Isolasi sosial dan keluarga
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.

d. Keyakinan, sikap dan kepribadian
     Keyakinan seseorang tentang kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya ketidakpatuhan. Orang-orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami depresi, ansietas sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki ego yang lebih lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih memusatkan perhatian pada diri sendiri (Niven, 2002: 195).

2.2.5 Derajat Ketidakpatuhan
Neil Niven (2002: 193), juga mengungkapkan derajat ketidakpatuhan itu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kompleksitas prosedur pengobatan.
b. Derajat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan.
c. Lamanya waktu dimana pasien harus mematuhi program tersebut.
d. Apakah penyakit tersebut benar-benar menyakitkan.
e. Apakah pengobatan itu berpotensi menyelamatkan hidup.
f. Keparahan penyakit yang dipersepsikan sendiri oleh pasien dan bukan petugas kesehatan



2.3 Kontrasepsi Suntik 3 Bulanan

2.3.1 DEFINISI

     Kontraspsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan, yang hanya berisi hormone progesterone disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodic.

     Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.

     Kontrasepsi suntik 3 bulanan yang digunakan adalah Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA),merupakan salah satu kontrasepsi modern yang sering digunakan berisi depo medroksi progerteron asetat sebanyak 150 mg.

2.3.2 KLASIFIKASI

     Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:

1.      Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang diberikan  tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intra Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita.

2.      Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg noratin dion anontat,  diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler. Norigest adalah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam larutan minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam perbandingan 4:6.

2.3.3 CARA KERJA

     Secara umum kerja dari KB suntik adalah:

• Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH) .
• Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
• Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.
• Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.


2.3.4 EFEKTIVITAS

     Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.

     Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.

2.3.5 KEUNTUNGAN

a. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari
dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.
b. Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, Hormon progesteron dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta perkembangan bayi.
c. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan.
            d. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
            e. Penggunaan jangka panjang
f. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih enggan atau  tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi.
            g. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause
            h. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium


2.3.6 KEKURANGAN

     Ini Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.
Jarang terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur, perlu kontrol atau kunjungan berkala untuk evaluasi.

2.3.7  EFEK SAMPING

1. Gangguan haid seperti:
• Siklus haid yang memendek atau memanjang
• Perdarahan yang banyak atau sedikit
• Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting)
• Tidak haid sama sekali atau amenorhoe

2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk jadwal  suntikan berikutnya)

3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya habis (3 bulan)

4. Berat badan bertambah
    Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya.

5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan virus HIV

6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena terjadinya   kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).

7. Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan dapat:
o Menurunkan kepadatan tulang.
o Menimbulkann kekeringan pada vagina.
o Menurunkan libido.

8. Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala, panas dingin, pegal-pegal, nyeri perut dan lain-lain.

2.3.8 INDIKASI

     Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :
1. Usia reproduksi (20-30 tahun)
2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
5. Pasca persalian dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

2.3.9 KONTRA INDIKASI

1. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran)
2. Ibu menginginkan haid teratur
3. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
4. ibu yang menderita sakit kuning (liver),
5. kelainan jantung,
6. varises (urat kaki keluar),
7. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
8. kanker payudara atau organ reproduksi,
9. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.
10. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
11. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
12. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
13. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen
14. Adanya penyakit kanker hati
15. Depresi berat. (Everent,2007)

2.3.10 WAKTU MULAI PENGGUNAAN :

1.                  Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

Adapun waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin adalah sebagai berikut:

a. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
b. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
c. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan  kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
d. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya.
e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

2.                  Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak  diperlukan kontrasepsi tambahan.

a. Bila suntikan pertama diberikan setelah haid ke 7 siklus haid, tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
b. Bila Ibu tersebut pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
c. Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
d. Bila pasca persalinan<6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan kombinasi.
e. Pasca keguguran suntikan suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.
f. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
g. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya.


3.      CARA PENGGUNAAN

a. Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intromuskuler  dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi suntikan nonsterat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.

b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil atau iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit kering sebelum disuntik

c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan menghilangkannya dengan cara menghangatkannya.

4.       PERINGATAN BAGI AKSEPTOR

      a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
      b.Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan ektopik tergantung.
      c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi
      d. Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya penglihatan.
      e. Peredarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam   waktu 1 periode masa haid.


2.4 Kerangka Konseptual
Tidak patuh
(telat 1 hari / >)
 

Keterangan :
                 : diteliti
                 : tidak diteliti
                 : mempengaruhi
                 :  berhubungan

  

Gambar 2.1.    Kerangka konseptual penelitian “Hubungan motivasi ibu terhadap kepatuhan Akseptor KB suntik 3 bulanan di Puskesmas Semen Kabupaten Kediri.




F.    Hipotesis
                     H0  :    Tidak ada hubungan motivasi ibu terhadap kepatuhan Akseptor KB suntik 3 bulanan.
                     H1  :    Ada hubungan motivasi ibu terhadap kepatuhan Akseptor KB suntik 3 bulanan.